Minggu, 06 Desember 2009

Bench press dan Shoulder press

Bentuk latihan bench press merupakan suatu bentuk latihan fisik yang melatih otot-otot lengan/tangan yang berbeban dengan menggunakan barbel sebagai alat pemberat, sedangkan latihan shoulder press adalah suatu bentuk latihan yang berguna untuk melatih seluruh rangkaian otot yang digunakan untuk menekan dengan lengan. Latihan bench press dan latihan shoulder press merupakan suatu bentuk latihan untuk melatih otot-otot lengan/tangan yang berfungsi otot muscular deltoid (otot segitiga), musculus triceps (otot lengan berkepala tiga), musculus trapezius (otot kerudung). Otot-otot tersebut berperan besar dalam menopang lengan yang mendapat latihan beban dan jika dilaksanakan dengan prosedur program latihan secara sistematis dan teratur maka diharapkan dapat fisiology dan hipertropy otot pada segmen tersebut dapat memberikan konstribusi terhadap peningkatan kekuatan otot lengan/tangan. Pengembangan fisiology dan hipertropy otot pada segmen tersebut dapat memberikan konstribusi terhadap peningkatan kekuatan otot lengan/tangan.

FAKTOR PRESTASI

Sejauh ini perkembangan dunia begitu pesat, dimana peranan dari pada ilmu pengetahuan dan teknologi juga ikut berkembang sangat maju, sehingga peningkatan kualitas manusia sangat harus kita kembangkan pula khususnya dibidang olahraga mengingat begitu ketatnya persaingan berbagai negara khususnya pada bidang olahraaga.
Dalam perkembangan olahraga di negara kita boleh di katakan sedikit demi sedikit mengalami kemajuan yang cukup besar,hal ini terbukti dengan adanya beberapa cabang olahraga yang telah meraih prestasi dari tingkat nasional ke tingkat internasional, salah satu di antaranya adalah cabang olahraga pencak silat.
Prestasi yang dicapai saat ini perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan secara optimal untuk mengangkat prestasi bangsa serta negara diforum internasional, olehnya itu perlu dipikirkan cara yang terbaik untuk segala daya upaya yang berkesinambungan untuk meningkatkan prestasi. Untuk itu dalam usaha peningkatan prestasi olahraga pencak silat dalam berbagai faktor yang berpengaruh yang harus diperhatikan, diatasi dan dilaksanakan yaitu pencapaian prestasi, khususnya dalam menciptakan atlet yang berkualitas.
Berdasarkan pengamatan, secara garis besar prestasi pesilat atau atlet pencak silat yang berasal dari daerah-daerah atau pedalaman lebih berkualitas dibandingkan atlet pencak silat yang berasal dari perkotaan, mungkin ini dikarenakan oleh faktor lingkungan dan kebiasaan orang yang hidup dipedalaman keharusan aktifitas yang harus dipenuhi dilakukan lebih banyak dan keras di bandingkan orang-orang yang hidup diperkotaan yang kebiasaannya lebih dominan kepada pekerjaan yang tidak terlalu mengutamakan tenaga atau fisik tetapi pikiran sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa aktivitas fisik orang yang tinggal di pedesaan lebih berat dibandingkan aktivitas orang yang tinggal diperkotaan. Menyikapi tentang prestasi atlet pencak silat diperkotaan, keadaan yang demikian diduga karena keberadaan kondisi fisik. Terkadang seseorang cenderung jenuh untuk melakukan latihan fisik sebelum melakukan gerakan inti atau teknik gerakan pencak silat itu sendiri.
Maka dari itu wajarlah dikatakan bahwa dibutuhkan metode dan materi latihan yang baik. Selain itu juga dari kenyataan yang dilihat menunjukkan bahwa prestasi atlet daerah pada cabang olahraga pencak silat pun tidak konsisten pada kejuaraan yang diikutinya. Hal ini disebabkan karena penerapan metode latihan kadang menemukan kesalahan serta sistem pembinaan masih kurang baik, bahkan kita masih jumpai beberapa pelatih yang tidak menerima kehadiran ilmu bantu kepelatihan sehingga akan berdampak prestasi atlet serta perkembangan cabang olahraga yang dibina secara umum dan khususnya cabang olahraga pencak silat.
Faktor dugaan lain yang menjadi penyebab tidak konsistennya prestasi atlet pencak silat adalah kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pukulan pada pencak silat. Hal ini bisa disebabkan karena adanya pelatih yang melatih hanya karena bermodalkan dari pengalaman semata, kurang mendapat pendidikan formal ilmu kepelatihan yang turut memberikan peranan. Juga adanya pelatih dan pembina yang masih kurang mengetahui bentuk-bentuk latihan yang dapat meningkatkan kondisi fisik atlet.

Rabu, 02 Desember 2009

PENCAK SILAT

Cabang olahraga pencak silat adalah cabang olahraga bela diri yang lahir dari budaya luhur bangsa Indonesia. Dan istilah pencak silat sebagai seni bela diri bangsa Indonesia, sebagai mana dijelaskan dalam kesimpulan hasil seminar pencak silat di Bogor (Jawa Barat) tahun 1973, sebagai berikut:
  • Pencak adalah gerakan serangan bela diri berupa tari yang berirama dengan peraturan adat kesopanan tertentu yang biasanya untuk pertunjukan umum. Sedangkan silat adalah intisari dari pencak silat untuk perkelahian membela diri yang tidak dapat dipertunjukkan di depan umum.
Pencak silat sebagai salah satu bentuk kebudayaan bangsa Indonesia yang merupakan warisan dari nenek moyang kita, yang perlu disebarluaskan karena merupakan salah satu kegiatan yang mendorong, membangkitkan, mengembangkan kesegaran jasmani dan membina kejujuran serta kekuatan rohani. Terutama ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bagi setiap insan Indonesia. Sebagaimana dikemukakan M. Atok Iskandar (1992 : 11) yang juga merupakan hasil rumusan bersama antara BAKIN, BABINORDI (Badan Pembina Olahraga Beladiri Indonesia)
dan P.B.IPSI, bahwa pengertian pencak silat adalah sebagai berikut :
Pencak silat merupakan hasil budaya manusia Indonesia untuk mempertahankan eksistensi dan integritas terhadap alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna peningkatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan menurut M. AR. Gayo (1991:305), mendefinisikan pencak silat sebagai berikut :
Pencak silat artinya gerakan dasar bela diri yang terikat dengan peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Sedangkan silat bermakna gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri dan orang lain.
Berdasarkan pendapat dan penjelasan di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa olahraga pencak silat sebagai suatu keterampilan bela diri dan sebagai sarana, dengan materi pendidikan rohani dan jasmani. Sikap jasmani adalah sikap kesiapan fisik tubuh untuk melakukan gerakan – gerakan dengan kemahiran tehnik yang baik. Sedangkan sikap rohani ialah kesiapan mental dan pikiran untuk melakukan tujuan dengan waspada. Yang memiliki filsafat hidup yang diberi nilai – nilai luhur pencak silat dan mempunyai kode etik yang biasa disebut dengan nama prasetya pencak silat.

FISIK

Olahraga merupakan kegiatan manusia yang mengaktifkan fisik untuk menunjukkan keterampilan yang sesuai dengan kegiatan tersebut. Kegiatan berolahraga dapat dilakukan dengan berbagai macam cara mulai dari bangun tidur, berjalan, berlari, sampai dengan berkeringat. Namun pada hakekatnya tujuan olahraga adalah untuk meningkatkan kesegaran jasmani, tapi dengan berolahraga seseorang juga dapat terkenal karena prestasinya dibidangnya itu.
Sehubungan dengan perkembangan IPTEK dibidang lain begitupun dibidang olahraga yang perlu dibina dan dikembangkan untuk mencapai prestasi yang lebih baik, prestasi olahraga sebenarnya tidak kalah hebatnya dengan prestasi-prestasi yang telah disumbangkan oleh bidang-bidang lain pada bangsa kita. Bahkan suatu daerah atau negara bisa harum namanya atau terkenal karena olahraga. keberhasilan pembinaan suatu cabang olahraga sebenarnya juga didukung oleh faktor geografis serta watak penduduk kebanyakan di daerah itu. Seperti halnya di Sulawesi Selatan yang terdiri dari berbagai suku dan memiliki adat istiadat yang berbeda serta terkenal dengan watak keras mereka dibandingkan dengan daerah lainnya. Yang menjadikan kehidupan keseharian masyarakat Sulawesi Selatan sering kali berhubungan dengan kehidupan keras baik fisik maupun mental. Salah satu contoh cabang olahraga yang memasyarakat (sepak bola) sering kali diklaim dengan kekerasan dan kontak fisik. Dengan adanya hal tersebut, sehingga olahraga yang dapat dikembangkan serta mampu menyalurkan bakat emosionalnya adalah cabang olahraga bela diri, di mana olahraga ini memerlukan ketahanan mental dan kekuatan fisik.
Mengingat bahwa peranan olahraga sebagai wadah yang dapat menaikkan martabat bangsa secara umum dan mental pribadi atlet itu sendiri pada khususnya. Maka diperlukan pembinaan yang serius dengan memperhatikan segala kebutuhan atlet dalam melakukan latihan. Salah satunya adalah dengan membenahi kondisi fisik dengan cara memberikan bentuk latihan fisik yang efektif dan efisien. Sebab kondisi fisik atlet merupakan salah satu persyaratan mutlak untuk mencapai prestasi yang optimal.
Program latihan disusun secara terencana dan lebih sistematis, serta diiringi dengan materi latihan yang relevan dengan kebutuhan dan kemampuan atlet. Maka dari itu dituntut peranan seorang pelatih yang memiliki wawasan luas mengenai landasan teoritis dan teknik pelatihan yang mendukung sehingga diperoleh suatu sistem latihan yang lebih baik.
Penguasaan rencana program latihan, seorang pelatih dituntut untuk selalu mengetahui beberapa aspek latihan, yang harus diterapkan serta diaplikasikan oleh atlet. Adapun aspek-aspek penting yang mesti diperhatikan oleh seorang pelatih dalam mendukung tercapainya prestasi atlet antara lain aspek fisik, aspek taktik, aspek taktik, dan aspek mental. Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga dalam pemberian latihan keempat aspek tersebut tidak ada yang diabaikan.
Komponen fisik yang telah dikemukakan di atas merupakan salah satu kebutuhan yang harus dimiliki oleh seorang atlet apabila ingin mencapai suatu prestasi yang lebih baik, sebab aspek tersebut merupakan sentral bagi pengembangan aspek-aspek lainnya. Perlu diketahui bahwa pembinaan kondisi fisik bukan hanya dilakukan untuk meningkatkan prestasi para atlet, namun disisi lain kegiatan tersebut sangat bermanfaat dalam menjaga kebugaran dan kesehatan bagi pelakunya. Hal ini, dapat dilihat pada atlet yang kondisi fisiknya baik maka secara otomatis akan memiliki kesegaran jasmani dan kesehatan yang baik pula. Oleh karena itu, dengan kesegaran jasmani yang sehat maka dengan sendirinya seorang atlet akan mampu untuk melakukan teknik-teknik dari setiap cabang olahraga yang digelutinya.

KELENTUKAN (fleksibilitas )

Istilah fleksibilitas dalam bidang keolahragaan yang merupakan penyaluran istilah dari bahas inggris yaitu “flexibilty”, menurut beberapa referensi keolahragaan Indonesia fleksibility diartikan dengan kelentukan. Oleh karena itu terdapat kesamaan pengertian istilah antara fleksibiltas dengan kelentukan, sehingga dalam kajian prilaku motorik dapat dipergunakan istilah fleksibilatas untuk menyatakan kelentukan.
Pada dasarnya pada cabang olahraga membutuhkan unsur kelentukan (fleksibilitas), karena kelentukan menunjukkan kualitas yang memungkinkan suatu sekmen bergerak semaksimal menurut kemungkinan gerak. Kualitas itu kemungkinan otot atas kelompok otot untuk memanjang dan memendek serta memanfaatkan sendi– sendi secara maksimal.
Berdasarkan hal tersebut, maka setiap cabang olahraga mempunyai persamaan mengenai pentingnya unsur fleksibilatas dalam penampilan yang optimal. Untuk cabang olahraga sepaktakraw khususnya teknik smash kelentukan sangat dibutuhkan utamanya pada saat melakukan gerak smash.
Harsono, (1988:163), memberikan defenisi sebagai berikut : “Kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi, kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastisitas tidaknya otot –otot, tendo dan ligamen”.
Kelentukan merupakan tingkat kemampuan maksimal dalam ruang gerak sendinya kemampuan fisik ini dipengaruhi oleh elastisitas otot, tendo, ligamen dan struktur kerangka tulang. Selain itu kelentukan juga dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, volume penampang otot dan aspek psikologis dalam bekerja (berolahraga).
Jadi perlu disadari bahwa tanpa pertimbangan yang memadai terhadap kelentukan, cenderung akan mengurangi kemampuan otot dalam amplitudo gerakan responden otot, sebagaimana dikemukakan oleh Paul Uram (1986:14) bahwa : “Latihan dalam program atlet tanpa pertimbangan yang memadai bagi pengembangan kelentukan cenderung untuk mengurangi jangkauan normal dari gerakan dan membatasi responden otot”.

SEPAK TAKRAW

Olahraga sebagai salah satu model karya cipta manusia, merupakan sebagai aktifitas fisik yang memiliki dimensi kompleks. Keterkaitan antara kegiatan olahraga dengan keberadaan manusia adalah sesuatu yang tak dapat dipisahkan. Olahraga adalah gerak dan gerak yang merupakan kodrat manusia. Olahraga merupakan kegiatan manusia yang mengaktifkan fisik untuk menunjukkan keterampilan yang sesuai dengan kegiatan tersebut. Kegiatan berolahraga dapat dilakukan dengan berbagai macam cara mulai dari bangun tidur, berjalan, berlari, sampai dengan berkeringat. Namun pada hakekatnya tujuan olahraga adalah untuk meningkatkan kesegaran jasmani, tapi dengan berolahraga seseorang juga dapat terkenal karena prestasinya.
Di beberapa daerah di Indonesia, antara lain di Sulawesi Selatan dikenal olahraga yang disebut “sepaktakraw” atau maraga/madaraga dalam bahasa Bugis yang diambil dari kata siraga-raga yang berarti saling menghibur. Memang sepak raga dapat dimainkan kapan saja dan dimana saja, sekedar untuk menghibur masyarakat dan dirinya sendiri dalam mengisi waktu luang. Namun pada saat-saat yang penting seperti pelantikan Raja, sepak raga ini dimanfaatkan untuk memeriahkan pesta perkawinan, pesta keluarga, panen atau atraksi untuk menyambut tamu-tamu penting.
Bila diperhatikan dan disimak lebih dalam mengenai permainan sepak raga ini ternyata mengandung nilai-nilai persaingan dalam memperagakan keunggulan atau kemahiran seseorang dalam memainkan bola yang dibuat dari anyaman rotan itu. Betapa tidak, sebab si pemain memperagakan kebolehannya dalam memainkan bola takraw dengan menampilkan keterampilan yang mempesona para penontonnya. Pemain bahkan sekali-kali memperagakan teknik-teknik akrobatik yang membuat penonton terkagum-kagum.
Permainan sepak raga ini ternyata memilki nilai seni atau nilai estetika, karena begitu indahnya gerakan-gerakan seorang pemain pada waktu memainkan bola takraw itu. Anda dapat membayangkan seorang pemain dengan berpakaian sarung yang mampu memainkan bola yang terbuat dari rotan itu, di dalam sarungnya tanpa jatuh beberapa menit, sambil ia memperagakan gerakan-gerakan yang cukup rumit, kakinya memantul-mantulkan bola setinggi kepalanya sambil ia berdiri atau jongkok silih berganti yang sekali-kali diselingi dengan memutar - mutarkan badannya. Bola sekali-kali menempel di kepalanya, kemudian dipantulkan beberapa saat, terus diterima oleh bahunya sementara bola menggelinding di punggungnya. Lantas bola itu dipantulkan oleh kaki atau tumitnya dan seterusnya tanpa bola jatuh ke tanah.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini diharapkan kepada seluruh pihak untuk berperan serta dalam meningkatkan olahraga sepaktakraw agar dalam pelaksanaannya dapat lebih menarik minat masyarakat untuk memainkannya.
Untuk itu, dalam rangka mempopulerkan olahraga ini perlu adanya pembinaan prestasi, khususnya dalam peningkatan teknik dalam bermain sepaktakraw. Tehnik yang dibutuhkan juga harus ditunjang dari beberapa unsur. Salah satu unsur yang paling dominan yaitu unsur komponen fisik. Komponen fisik yang baik merupakan salah satu syarat utama yang harus dimiliki oleh setiap pemain, disamping tehnik dan mental. Hal ini penting karena tanpa komponen fisik yang memadai sulit untuk menguasai atau mengembangkan tehnik dengan baik. Begitu pula sebaliknya dengan komponen fisik yang baik akan dapat ditampilkan secara sempurna sehingga pada akhirnya memungkinkan tercapainya keterampilan yang tinggi.
Komponen fisik dan tehnik bermain adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan demi mencapai permainan yang diharapkan. Dalam pembinaan dan pengembangan olahraga ini, unsur komponen fisik seperti kekuatan, kecepatan, daya ledak, kelentukan dan sebagainya itu harus dijaga dan terus dikembangkan.
Sepaktakraw merupakan salah satu cabang olahraga yang tergolong sebagai olahraga permainan. Tujuan utama olahraga sepaktakraw adalah untuk mematikan bola di daerah lapangan lawan dan berusaha agar bola tidak mati di bahagian lapangan sendiri. Olehnya sebab itu, untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik haruslah seseorang itu mempunyai kemampuan atau keterampilan yang baik pula.Dalam permainan sepaktakraw terdapat tehnik – tehnik bermain, tehnik – tehnik yang dimaksud yaitu tehnik melakukan sepak mula, tehnik menyepak bola, tehnik melakukan smash dan sebagainya. Namun dalam penelitian ini, akan lebih terfokus pada tehnik mematikan bola di daerah lawan atau terkhusus pada tehnik melakukan smash atau serangan.
Smash merupakan gerak kerja yang terpenting dan terakhir dalam gerak kerja serangan. Olehnya itu, setiap tim perlu memperhatikan pemainnya yang berada dalam posisi smasher karena smasher merupakan pemain yang sangat berperan dalam penambaan point pada permainan sepaktakraw.
Dalam melakukan gerakan smash maka diperlukan adanya komponen fisik untuk melakukan gerakan itu, salah satu diantaranya adalah peranan otot tungkai. Karena pentingnya peranan otot tungkai dalam melakukan smash bermain sepaktaraw.

Sabtu, 07 November 2009

MISKIN

Miskin selalu menidurkanku diatas bumi dengan nyenyak dan mendengkur, lapar selalu meningkatkan semangat, haus menstimulus hatiku untuk berbagi, dan mensyukuri setiap hal. Karena semua masalah yang tak membunuhku akan membuatku kuat, termasuk kemiskinan material.

Entahlah tapi ini yang kurasakan. Aku tidak pernah rela jika harus Nampak lebih tua dengan mengerutkan kening hanya karena kemiskinan enggan pergi dari hidupku. Bagiku orang miskin adalah manusia yang semua kotoran materi dan keserakahan terlucuti dari kehidupannya. Tak sedikitpun keserakahan melintasi pikiran-pikirannya, kedua tangannya tidak berlumuran darah poker dan monopoli, jadi kemiskinan bukan kehinaan dalam daftar alam nyata.

Meskipun miskin itu bukan suatu cela dan aib, tapi menikmati miskin hanya dengan duduk dan diam diserambi rumah adalah kebodohan. Karenanya setiap hari aku tetap punya waktu untuk mandi dan berdiri didepan cermin untuk tampil menarik demi mendapat pekerjaan. Karena semua orang miskin mampu menjadi kaya, kerena pribadinya memiliki apa yang dapat mengusir hantu kelaparan, tambalan kehidupan dan kebutuhan.

Kutelusuri jalan kota kecil ini dengan pakaian terbaik didalam lemari kardusku, sambil menenteng bukti nyata yang kuraih dari proses belajar, sebuah tumpukan kertas yang diberi nama “Ijazah”, dan sedikit piagam penghargaan dari orang-orang hebat meski aku tahu itu hanya akan berakhir pada tumpukan berkas-berkas didalam gedung, yang kemudian akan habis termakan debu. Berbekal info lowongan pekerjaan dari surat kabar hari ini kujemput keutaman dan peluang mendapat uang untuk membeli senyuman dari orang sinis terhadap kemiskinan.

Kantor demi kantor, dari seluruh penjuru mata angin telah kumasuki, dan semuanya membuatku geram. Tak ada satupun yang telah mengatakan ini sambil berbisik :

“Sudahlah, anda siapkan saja harga untuk bergabung bersama kami, semuanya harus punya pelicin, simpan saja berkas anda semuanya akan jelas setelah transaksi jelas pula…!!!”

Sungguh sebuah kegilaan. Andai saja mencari pekerjaan bukan sebuah kewajiban yang ditegaskan agama kita. Maka aku lebih memilih miskin dengan menikmati kehidupan sederhana dan teduh. Lagipula, aku lebih memilih menghindari sebuah pekerjaan, atau tidak mendapat pekerjaan yang menurut kondisiku pekerjaan itu keras dan penuh kecurangan, lantas berhenti dari kecurangan itu, karena aku enggan itu ada pada diriku.